Tuesday, July 24, 2018

Beberapa waktu yang lalu saya mengikuti sebuah pelatihan tentang pengembangan manajemen usaha koperasi. Dalam suatu kesempatan salah satu pembicaraa menyampaikan bahwa pada dasarnya kita bergabung kedalam sebuah koperasi adalah untuk mendirikan perusahaan secara bersama-sama dengan yang orang lain, yang bahasa kerenya adalah "Self Help Cooperative". Itulah jati diri dari koperasi. 

Karena dalam mendirikan koperasi harus melekat prinsip tersebut, maka dasar pendirian koperasi akan berbeda pola pengembangannya dengan mendirikan bentuk usaha lain. Dalam mendirikan koperasi maka kita sebagai pendiri harus memodali koperasinya dan mengarahkan kegiatan usaha yang dijalankan oleh koperasi tersebut untuk melayani kebutuhan para pendirinya atau pun orang yang bergabung dalam koperasi tersebut. Sedangkan dalam membentuk perusahaan lain maka kita sebagai pendiri perusahaan harus memodali perusahaannya dan mencari kegiatan usaha apa yang akan dilakukan agar perusahaan tersebut dapat berjalan dan memberikan tambahan pendapatan bagi para pemilik perusahaanya. 

Oleh karena itu pasar koperasi sebenarnya sudah sangat jelas yaitu para pemilik perusahaan itu sendiri, yang jika dilakukan secara bersama-sama akan memberikan kekuatan baru sehingga dapat mempercepat pertumbuhan dari usaha yang dijalankan. Maka disini kita membutuhkan kesadaran secara bersama dari para pendiri untuk mau menyelesaikan permasalahan secara bersama-sama, dan perlu juga ditetapkan secara bersama layanan apa yang akan dijalankan untuk menyelesaikan masalah bersama tersebut. Ketika ini bisa dilakukan maka itulah perusahaan koperasi yang sesuai dengan jati dirinya.

Mari kita evaluasi bersama, berapa banyak sekarang koperasi yang telah dibangun atas kesadaran bersama dan keinginan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi secara bersama-sama juga. Berdasarkan pengamatan saya rasanya tidak banyak koperasi yang berdiri dalam krangka dasar ini. Pendirian koperasi lebih banyak didorong oleh pihak luar bukan atas kesadaran bersama, kalaupun koperasi tersebut diawali dengan keinginan untuk menyelesaikan masalah bersama-sama maka keinginan tersebut tidak diiringi dengan tindakan nyata. Kita lebih banyak berharap ada pihak lain atau pendiri lain yang bisa menyelesaikan permasalahan bersama tersebut, salah satu buktinya ialah ketika diminta untuk melakukan kontribusi modal untuk membangun usaha bersama tersebut, kita enggan untuk serius berkontribusi, tapi kita ingin mendapatkan pelayanan yang terbaik.

Jika hal ini masih banyak terjadi dalam praktek berkoperasi maka prinsip "self help cooperative" yang menjadi jiwa dalam berkoperasi telah melenceng. maka wajar saja jika banyak koperasi yang setelah didirikan ia tidak bisa banyak begerak untuk mampu menyelesaikan apa-apa.

0 comments:

Post a Comment

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!