Pengusaha Yang Hebat Adalah Pembayar Pajak

Ketika saya sedang berbincang mengenai bagaimana akan mengembangkan kegiatan usaha yang sedang dijalankan dengan salah satu pelaku usaha yang kebetulan keponakan saya sendiri saya tetarik mencermati ungkapannya. Ia menyampaikan bahwa “Jika ingin menjadi Pengusaha yang Hebat, maka harus tetib membayar pajak, karena kalau saya lihat saat ini perusahaan-perusahaan yang bagus itu merupakan pembayar pajak yang tetib, jadi walaupun sekarang kita sebagai UKM maka kalau kita ingin besar kita juga harus tertib membayar pajak” itulah ungkapan yang menarik perhatian saya.

Kalau saya dalami memang ada benarnya juga bahwa perusahaan-perusahaan yang besar itu adalah perusahaan-perusahaan yang secara tertib melakukan pembayaran dan pelaporan pajak. 

Lalu apa hubungannya kesuksesaan sebuah perusahaan dengan membayar pajak ?

Bisa jadi ungkapan tersebut ada benarnya bahwa kalau kita ingin sukses maka kita harus membayar pajak secara tertib malaupun saya sendiri sampai saat ini belum pernah membaca hasil penelitian yang membahas mengenai hal tersebut, apakah memang ada korelasinya atau tidak, namun demikian saya coba memaparkan berdasarkan hemat saya : 

1. Bagi yang awam mengenai proses pembayaran pajak memang proses perhitungan hingga pelaporan pajak ini memerlukan keahlian khusus dan banyak dari para pelaku usaha terutama UKM yang kesulitan untuk melakukannya, sehingga perusahaan harus merekrut tenaga ahli yang bisa menyelesaikan perhitungan dan pelaporan pajak dengan baik. Ketika perusahaan telah mampu merekrut tenaga professional dalam bidangnya, maka tidak dapat dipastikan perusahaan tersebut akan lebih mudah untuk berkembang.
2. Salah satu keengganan untuk melakukan pembayaran pajak, biasanya mengangap bahwa “penghasilan perusahaan masih kecil kenapa harus disetorkan ke Negara, kita saja masih membutuhkan, kalaupun harus disetorkan ya gak usah besar-besar buat aja setoran pajaknya menjadi kecil”. Ketika hal ini terjadi maka tidak menutup kemungkinan perusahaan tersebut melakukan double accounting atau pembukuan ganda, hal ini dapat menunjukan transparansi dan akuntabilitas dalam perusahaan tersebut masih rendah. Jangan-jangan bukan hanya untuk perhitungan pajak saja teknik akal-akalan itu digunakan, tidak menutup kemungkinan juga hal ini mendorong atau mengajarkan kepada karyawan untuk akal-akalan juga dalam pengelolaan keuangan perusahaan. Dalam kondisi tersebut maka perusahaan menjadi rawan akan mengalami krisis keuangan dan perusahaan menjadi sulit berkembang;
3. Untuk bisa melaporkan pajak secara tertib, maka administrasi keuangannyapun harus tertib, baik proses penerimaan uang maupun pengeluaran harus sudah dipiilah mana yang harus dikenakan pajak dan mana yang tidak, bagaimana mencatat pajaknya, bagaimana melaporkannya, bagaimana alat buktinya dan sebagainya. Tentu saja ketertiban administasi dan pelaporan keuangan menjadi sangat penting apabila perusahaan ingin tertib melakukan pembayaran pajak. Ketika adminisrtasi keuangan perusahaan tertib, maka pengelola perusahaan tersebut akan lebih mudah untuk menganalisa kondisi dan perkembangan perusahaan untuk mengambil kebijakan-kebijakan penting dalam pengembangan perusahaan. Dukungan data yang baik akan berkontribusi terhadap kemudahaan pengambilan keputusan. Ketepatan dan kecepatan pengambilan keputusan dalam perusahaan dapat berpengaruh terhadap kesuksesan perusahaan.

Itu beberapa pemikiran yang saya dapat renungkan dari ungkapan bahwa “Perusahaan yang Hebat itu adalah perusahaan yang tertib membayar pajak”.